Tinjauan Stablecoin di Ethereum

Stablecoin di Ethereum adalah aset kripto yang diterbitkan di blockchain Ethereum. Biasanya, stablecoin ini dipatok ke mata uang fiat seperti dolar Amerika Serikat dan dirancang untuk mengurangi volatilitas pasar kripto. Stablecoin ini telah banyak digunakan dalam protokol keuangan terdesentralisasi (DeFi), pembayaran lintas negara, dan perdagangan aset digital. Dengan menawarkan nilai yang relatif stabil, stablecoin memungkinkan investor untuk meminimalkan risiko di tengah fluktuasi pasar kripto yang tinggi. Investor juga dapat terlibat dalam berbagai aktivitas keuangan lainnya.

Jenis Utama

Stablecoin utama yang diterbitkan di Ethereum antara lain:

• USDC (USD Coin): Diterbitkan bersama oleh Circle dan Coinbase; banyak digunakan dalam aplikasi DeFi dan pembayaran.
• DAI: Stablecoin terdesentralisasi yang dikeluarkan oleh MakerDAO, memanfaatkan smart contract untuk menjaga patokannya terhadap dolar AS.
• Tether (USDT): Salah satu stablecoin terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar, mendukung berbagai blockchain termasuk Ethereum.

Setiap stablecoin tersebut memiliki fungsi yang spesifik dalam ekosistem Ethereum. USDC dan DAI umumnya lebih disukai untuk kebutuhan DeFi. USDT lebih sering digunakan di bursa dan layanan pembayaran.

Kinerja Pasar

Pada Agustus 2025, Ethereum diperdagangkan di kisaran US$4.311,16, naik 3,76% dalam 24 jam terakhir. Kapitalisasi pasar Ethereum mencapai sekitar US$520.393 miliar, dengan penggunaan stablecoin di jaringan ini terus meningkat. Total kapitalisasi pasar stablecoin yang diterbitkan di Ethereum sekitar US$143.364 miliar, mencakup sekitar 50% dari pasar stablecoin global, yang menegaskan posisi sentral Ethereum dalam ekosistem kripto.

Penggunaan Utama

• Keuangan Terdesentralisasi (DeFi): Stablecoin menjadi aset utama pada protokol peminjaman, perdagangan, dan asuransi.
• Pembayaran Lintas Negara: Stablecoin memungkinkan solusi pembayaran internasional yang efisien dan murah. Hal ini sangat menguntungkan di wilayah dengan infrastruktur keuangan tradisional yang belum berkembang.
• Perdagangan Aset Digital: Stablecoin digunakan sebagai mata uang dasar pada pasangan perdagangan, yang mendukung likuiditas dan stabilitas pasar.

Tantangan

• Ketidakpastian Regulasi: Kebijakan global yang beragam dan terus berubah dapat berdampak pada pertumbuhan serta adopsi stablecoin.
• Risiko Teknis: Kerentanan dalam smart contract berpotensi membahayakan keamanan dana.
• Persaingan Pasar: Stablecoin di blockchain lain dapat menarik pengguna dari jaringan Ethereum.

Prospek Ke Depan

Pengembangan Ethereum 2.0 dan solusi Layer 2 yang berkelanjutan diperkirakan akan meningkatkan efisiensi biaya dan kecepatan transaksi secara signifikan. Seiring adopsi mata uang digital yang semakin luas di dunia, stablecoin Ethereum akan memainkan peran yang makin penting dalam pembayaran global dan ekosistem keuangan global.